Perlakuan Istishna Dengan Cara Pembayaran Angsuran Selama Dalam Proses

Perlakuan Istishna Dengan Cara Pembayaran Angsuran Selama Dalam Proses - Cara lain pembayaran dalam istishna yaitu dilakukan dengan cara pengangsur selama proses pembuatan barang atau mengangsur sebelum penyerahan barang. Istishna dengan cara pembayaran angsuran selama dalam proses pembuatan, sanggup disarikan dalam gambar berikut:

Dalam PSAK nomor 104 perihal istishna, Pengakuan dan pengukuran biaya istishna diatur sebagai berikut:

25. Biaya perolehan istishna' terdiri dari:

(a) biaya pribadi yaitu materi baku dan tenaga kerja pribadi untuk menciptakan barang pesanan; dan

 

(b) biaya tidak pribadi yaitu biaya overhead, termasuk biaya janji dan praakad.

26. Biaya pra janji diakui sebagai beban tangguhan dan diperhitungkan sebagai biaya istishna' kalau janji disepakati. Namun kalau janji tidak disepakati, maka biaya tersebut di bebankan pada periode berjalan.

 

27. Biaya perolehan istishna' yang terjadi selama periode laporan keuangan, diakui sebagai aset istishna' dalam penyelesaian pada ketika terjadinya.

 

28. Beban umum dan administrasi, beban penjualan, serta biaya riset dan pengembangan tidak termasuk dalam biaya istishna'.

Biaya tidak langsung, menyerupai fee penjualan, fee management dan sejenisnya sanggup masukkan unsur harga perolehan (cost/biaya) dari Assets Istishna, sepanjang biaya tersebut dibayarkan untuk pihak ketiga sesuai bidangnya, dan bukan merupakan pendapatan dari bank.

1 Perlakukan “Istishna” dengan cara pembayaran tangguh.

Untuk memperlihatkan citra yang lengkap perihal perlakuan akuntansi Istishna dengan cara pembayaran tangguh ini sanggup diberikan pola sebagai berikut:

 

Lembaga Keuangan Syariah menerima pemesanan pembangunan sebuah gedung dari sebuah yayasan sosial dengan data-data sebagai berikut:

1. Nilai kontrak pembangunan sebesar Rp. 500.000.000,--

2. Biaya dikeluarkan sebesar Rp.400.000.000,-- (termasuk cost pra kontrak sebesar Rp.15.000.000,--)

Atas pembangunan tersebut bank syariah menunjuk tim sebagai pelaksana dan dari catatan bank syariah diperoleh data lain sehubungan dengan pembangunan tersebut yaitu :

Untuk memberi ilustrasi dan pemahaman yang utuh terhadap pola perkara tersebut diatas dalam dilihat pada gambar berikut:

Jurnal sehubungan dengan pola tersebut adalah:

A. Pembayaran beban pra janji sebesar Rp. 15.000.000

 

 

B. Pembayaran biaya (cost) menyerupai material, tenaga kerja dan sebagainya pada tahun pertama sebesar Rp.300.000.000,-- (termasuk Rp. 15.000.000 beban pra akad) dan tahun kedua sebesar Rp. 100.000.000,--

C. Penagihan oleh bank syariah kepada pembeli tamat tahun pertama sebesar Rp.280.000.000,-- dan tahun kedua sebesar Rp. 220.000.000,--

D. Penerimaan pembayaran dari pembeli tamat oleh bank syariah pada tahun pertama sebesar Rp. 230.000.000,-- dan untuk tahun kedua sebesar Rp.270.000.000,--

Sebelumnya mengenai Perlakuan Istishna Pembayaran Dimuka ini sanggup menambah pengetahuan anda

E. Posisi asumsi dalam manajemen bank syariah atas transaksi istishna pada tahun pertama adalah:

F. Posisi asumsi dalam manajemen bank syariah atas transaksi istishna pada tahun kedua (sebelum dilakukan perhitungan pendapatan) yaitu :

2. Metode pengukuhan pendapatan atau laba transaksi “Istishna” dengan cara pembayaran tangguh

Bagikan Artikel ini