Persediaan Barang : Pengertian Dan Metode Pencatatannya
PERSEDIAAN BARANG : PENGERTIAN DAN METODE PENCATATANNYA
Pengertian persediaan barang
Istilah yang digunakan untuk menunjukkan barang - barang yang dimiliki oleh suatu perusahaan akan tergantung dari jenis perjuangan yang dijalankan oleh perusahaan. Istilah yang digunkanan sanggup dibedakan untuk perjuangan dagang, yaitu perusahaan melaksanakan pembelian barang dan menjualnya kembali tanpa adanya perubahan bentuk barang.
Untuk perusahaan manufaktur yaitu perusahaan yang melaksanakan pembelian materi lalu merubah bentuknya untyk dijual. Secara umum istilah PERSEDIAAN BARANG digunakan untuk menujukkan barang - barang yang dimiliki oleh suatu perusahaan untuk dijual kembali atau digunakan untuk memproduksi barang - barang yang akan dijual.
Untuk perusahaan dagang, suatau barang dibeli ditujukan untuk dijual kembali diberi judul persediaan barang. Pada perusahaan manufactur, persediaan yang dimiliki oleh perusahaan terdiri atas beberapa jenis yang berbeda.
Jenis persediaan yang dimiliki perusahaan manufactur yaitu sebagai berikut.
a. Bahan baku dan penolong
Bahan baku merupakan barang yang nantinya akan menjadi potongan dari produk jadi yang dengan gampang akan diikuti oleh biayanya. Sedangkan bahan penolong yaitu barang yang juga akan menjadi potongan dari produk jadi namun untuk jumlahnya akan relatif kecil atau sulit diikuti oleh biayanya.
Sebagai pola materi baku dan materi penolong adalah: pada pembuatan mebel, materi baku yang dibutuhkan adlah kayu, rotan, besi siku. Sedangkan untuk materi penolongnya yang dibutuhkan adlah paku, dempul.
b).Supplies pabrik
Adalah barang yang mempunyai fungsi untuk melancarkan proses produksi. Sebagai pola yaitu oli mesin, materi pembersih mesin, dan lain lain.
c). Barang dalam proses
Adalah barang yang sedang dikerjakan, namun pada tanggal neraca barang tersebut belum selesai dalam pengerjaannya. Untuk sanggup dilakukan penjualan perlu suatu proses lanjutan.
d). Produk selesai
Adalah barang yang sudah selesai dalam proses pengerjaannya dan menunggu untuk dijual.
Persediaan barang pada perusahaan manufaktur maupun perusahaan dagang, nilai persediaan akan menghipnotis laporan keuangan baik itu neraca maupun keuntungan rugi.
Sehingga persediaan barang yang dimiliki oleh perusahaan selama satu periode harus sanggup dipisahkan barang mana yang sudah sanggup dibebankan sebagai biaya (HPP : Harga Pokok Penjualan) yang akan dilaporkan dalam laporan keuangan keuntungan rugi dan barang mana yang masih menjadi persediaan yang akan dilaporkan dalam laporan keuangan neraca.
Metode pencatatan persediaan barang
Terdapat 2 metode pencatatan persediaan barang antara lain meliputi: metode fisik (periodical) dan metode buku (perpetual).Metode fisik
Pada metode fisik persediaan mengharuskan adanya perhitungan barang yang masih ada pada penyusunan tanggal laporan keuangan. Perhitungan fisik semacam ini dikenal dengan istilah stock opname. Perhitungan fisik dibutuhkan untuk mengetahui berapa jumlah barang yang masih ada dan lalu memperhitungkan jumlah harga pokok penjualannya.
Pada metode fisik ini mutasi persediaan barang tidak diikuti dalam buku-buku, setiap pembelian barang akan dilakukan pencatatan dalam rekening pembelian. Oleh alasannya tidak adanya catatan mutasi persediaan barang, maka harga pokok penjualannya tidak sanggup untuk diketahui sewaktu - waktu. HPP gres sanggup diketahui sesudah dilakukan perhitungan pada tamat tahun.
Perhitungan harga pokok penjualan (HPP) yaitu ibarat yang berikut ini:
Persediaan barang awal tahun Rp.xx
Pembelian (netto) Rp.xx +
Barang tersedia untyk dijual Rp.xx
Pesediaan barang tamat tahun Rp.xx -
Harga pokok penjualan Rp.xx
Permasalahan metode fisik persediaan yaitu bila administrasi akan menyusul laporan interim contohnya laporan bulanan, maka harus dilakukan perhitungan perhitungan fisik atas persediaan barang.
Bagi perusahaan yang skalanya kecil mungkin tidak menjadi problem lantaran jumlah persediaanya sedikit, namun apabila persahaan tersebut skalanya besar maka akan menjadi suatu problem lantaran perhitungan fisik persediaan barang akan membutuhkan waktu yang usang dan risikonya laporan keuangan akan terlambat.
Metode buku (perpetual)
Pada metode buku persediaan setiap jenis persediaan dibuatkan rekening sendiri-sendiri yang merupkana buku pembantu persediaan. Rekening buku pembantu sanggup diawasi dari rekening kontrol persediaan barang dalam buku besar.
Rekening yang digunakan untuk mencatat persediaan terdiri atas beberapa kolom yang digunakan untuk mencatat pembelian, penjualan dan saldo persediaan barang. Setiap kali ada perubahan dalam persediaan diikuti pencatatan dalam rekening persediaan, olehkarenanya jumlah persediaaan sewaktu-waktu sanggup untuk diketahui berapa saldonya.
Untuk metode perpetual persediaan ini akan memudahkan dalam menyusun neraca dan keuntungan rugi interim (laporan jangka pendek) lantaran tidak lagi membutuhkan perhitungan fisik persediaan barang.
Meskipun laporan keuangan neraca dan laba rugi sanggup segera disusun dengan memakai metode ini, namun stock opname perlu dilakukan meskipun setahun sekali untuk mengetahui apakah jumlah fisiknya sesuai dengan yang ada di laporan persediaan. Apabila terdapat perbedaan antara stock opname dengan laporan persediaan barang maka perlu penelitian lebih lanjut mengenai penyebab perbedaan tersebut.
Apakah selisih itu susut/normal/diselewengkan. Selisih yang terjadi tersebut akan dicatat dalam rekening selisih persediaan dengan rekening lawannya yaitu persediaan barang. Jika ternyata jumlah yang berada di dalam gudang lebih keci dari laporan persediaan, maka persediaan dikurangi dan sebaliknya.
denagn demikia rekening HPP hanya kaan menunjukkan harga pokok barang -barang yang dijual. Selisih dari persediaan tidak termasuk dalam HPP, namun dicatat tersendiri. Jika dibandingkan dengan metode fisik persediaan lantaran harga pokok dihitung dengan metode selisih persediaan maka kekurangan atau kelebihan persediaan akan tercampur dalam harga pokok penjualan.
Apabila dibandingkan antara metode fisik dan perpetual maka metode perpetual lebih baik lantaran sanggup mempermudah dalam menyusun laporan keuangan neraca dan rugi keuntungan sekaligus sanggup mengawasi barang yang ada di dalam gudang.
Demikianlah artikel akuntansi yang berjudul PERSEDIAAN BARANG : PENGERTIAN DAN METODE PENCATATANNYA yang biar bermanfaat, terimakasih.
Belum ada Komentar untuk "Persediaan Barang : Pengertian Dan Metode Pencatatannya"
Posting Komentar